Khutbah/Ceramah tentang awal tahun

Read Time:3 Minute, 50 Second

Faqad qaalallahu taala fil qur’anil karim : … (A’udzubillah..’)

(QS. Yunus : 5)

Hadirin rahima kumullah..

Allah SWT menegaskan dalam surat yunus ayat : 5, bahwa “Dialah yang menjadikan matahari sebagai sumber cahaya (dalam bahasa sekarang disebut sumber tatasurya) dan dia juga menjadikan bulan sebagai purnama yang bersinar dan berputar pada porosnya”.

Allah menegaskan bahwa diantara hikmah diciptakannya dua makhluk raksasa ini adalah “Lita’lamu adadassinina wal hisab” (Agar kita bisa menghitung waktu). Bulan berputar pada porosnya, bulan berputar terus dan setiap bulan bertemu sehingga pertemuan bulan dengan perputaran awal ketika titik bermula maka berjumlah 1 bulan. Matahari berputar, terus berputar dan berproses, dan matahari bertemu ke titik awal perputarannya setiap 1 tahun sekali.

Ibadah shalat kita ditentukan oleh posisi dan tempat matahari. Shalat 5 waktu, terbit fajar, matahari tergelincir, matahari terbenam, semuanya berdasarkan matahari. Sedangkan puasa ramadhan kita, hitungan bulan hijriah kita dihitung dari perputaran bulan.

Waktu itu terus berputar, sehingga pada hari ini kita sudah memasuki tahun yang baru berdasarkan perputaran matahari,  menyongsong datangnya tahun baru 2023.

Imam hasan al-basri berkata, “Sebagai bahan renungan bagi kita, artinya bagi kita yang sudah dewasa, sudah bertambah usia, yang sudah sempurna, kalau tidak berkembang lagi, maka siap-siaplah kita berkurang”.

Maka ketika turun firman Allah SWT (QS. Al-maidah : 3)

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al-Maidah : 3).

Ketika itu sayyidina umar menangis, beliau berkata, “Tidaklah suatu perkara itu sempurna kecuali akan mulai berkurang”.

Maka begitu sudah sampai pada titik usia kematangan, kemaksimalan fikiran dan kemaksimalan fisik maka artinya bersiaplah akan mulai bekurang. (Tenaga berkurang, fikiran berkurang dan seterusnya).

Bagi yang belum sempurna, bagi yang belum dewasa, belum sampai puncaknya artinya terus akan bertambah dan akan menuju kesempurnaan.

Imam hasan al basri mengatakan, “yabna adam, innama anta ayyamun” (wahai manusia, sesungguhnya engkau adalah kumpulan dari hari-hari).

Usia kita yang kalau dirata-ratakan 60 thn-an bagi yang normal, itu adalah kumpulan dari tahun-tahun berjumlah 60, dan tahun adalah kumpulan dari bulan-bulan yang setiap bulannya 12 bulan. dan bulan adalah kumpulan dari hari-hari.

Maka kata hasan basri rahimahullah, “Faidza dzahaba yaumun, dzahaba ba’duka, Wa idza dzahaba ba’duka Ausyaka an yadzhaba kulluka”

“Ketika sudah pergi 1 hari, maka berarti sebagian dari kita sudah pergi dan sudah hilang, kalau sudah pergi sebagian dari kita, sepertiga kita, seperempat kita, setengah dari usia kita sudah pergi, maka sebentar lagi usia kiat pun akan habis”.

Hal ini akan Allah pertanyakan di Akhirat nanti, karena usia yang Allah berikan kepada kita adalah amanah.

Rasulullah SAW menegaskan :

Laa tazaalu qadama ‘abdin yaumal qiyamati, hatta yus ala, ‘an arbaiin.

“Dihari perhitungan amal, dihari akan ditanya semua yang sudah kita lakukan sebagai pertanggung jawaban, kaki ini tidak akan bisa beranjak lolos melangkah ketahap selanjutya, kecuali sudah ditanya 4 perkara:”

1. An syababihi fii ma ablahu (masa muda kita)

ketika kita kuat hebat, ketika kita gagah, sudah dihabiskan dipakai apa?

2. Wa An umrihi fii ma afna (tentang usia kita)

Dan usia yang diberikan kepada kita (20,30 ,40…) apa yang sudah kita perbuat selama usia kita?

3. Wa an maa lihi (dan tentang hartanya)

Harta akan ditanya tentang 2 hal : (“Min ayna Wa Ayna Anfaqah”) “Dari mana harta itu didapatkan dari mana sumbernya dan kemana harta itu disalurkan”

4. Wa an ilmuihi (Tentang pengetahuan yang kita dapat)

Kecerdikan, kepandaian yang sudah kita raih apakah sudah kita gunakan untuk kebaikan umat, kebaikan agama, kebaikan bangsa, dll ? atau untuk memperkaya diri, menampung harta, pangkat, jabatan dan kekuasaan yang tidak ada ikatannya dengan pahala?.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)”

Baik itu esok yang dekat, esok di hari tua. maupun hari esok yang dalam arti kehidupan akhirat. apa yang sudah dipersiapkan? kapan kita akan dipanggil oleh Allah?, tentu kita harus dapat mempersiapkan perbekalannya.

Mari kita merenung dan menyongsong datangnya tahun baru, mudah-mudahan jika ada kesalahan dalam berbuat, berucap dan dalam menggunakan nikmat yang telah Allah berikan, mari kita bertobat dan kembali kepada Allah swt.

Kehidupan ini mengajarkan kepada kita, ternyata tidak semua yang kita miliki tidak bisa kita nikmati,

tidak semua yang kita dapat bisa kita nikmati, dan tidak semua yang sedikit itu artinya rugi, tidak semua mengalah itu artinya kalah, dan tidak semua menang itu artinya bahagia, tidak semua yang nikmat itu bermanfaat memerlukan kejelian kedewasaan, pertimbangan, yang penuh dengan kebijaksanaan.

hadirin rahima kumullah,

Mudah-mudahan hari yang allah berikan kepada kita, hari-hari yang kita jalani, mampu menambah persiapan kita untuk mengumpulkan bekal untuk kembali kepada Allah SWT. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Dua sayap utama dalam kehidupan manusia
Next post Terjebak pada mode tablet..! Bagaimana cara keluarnya ?!